Sampai saat ini, pengajaran Bahasa Indonesia dan Matematika (baca-tulis-hitung) yang dijadikan tumpuan dasar bagi pengembangan berpikir siswa pendidikan dasar belum dikembangkan dengan baik. Dalam diskusi tersebut disimpulkan, Metode Marzano dianggap sebagai pendekatan yang dapat dijadikan pegangan untuk menuntaskan persoalan tersebut.
Menurut Kenneth Cock, Direktur Sampoerna Foundation Teacher Institute (SFTI), Metode Marzano merupakan teknik soal cerita Matematika yang menekankan pada pengertian siswa terhadap kalimat yang ada di soal itu. Tim guru-guru SD di Santa Ursula sudah bekerja sama melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) untuk menguji keberhasilan metode tersebut.
"Uji coba ini tentu untuk mempermudah siswa menerjemahkan soal ke dalam angka," ujar Kenneth. "Bila guru yang mengajar Matematika tidak memiliki kemampuan membentuk kalimat dengan baik, si anak didik pasti sulit menerjemahkan soal-soal cerita yang dibuatnya," tambah Kenneth.
Sejauh ini, pengajaran Bahasa Indonesia di tingkat SD masih dipenuhi beragam kegiatan yang bersifat verbalistik dan mekanis. Materi dan strategi pembelajaran yang dipilih terarah dan terfokus pada upaya peningkatan kemampuan intelektual siswa, yaitu cara berpikir kritis dan kreatif.
Sebaliknya, kondisi pengajaran Matematika juga tidak lebih baik dari pengajaran Bahasa Indonesia. Sebagian besar siswa SD tidak mampu mengerjakan soal Matematika yang disajikan dalam bentuk-betuk simbol matematis.
Untuk itulah, kata Kenneth, PTK diperlukan. Karena PTK sendiri merupakan proses kerja sama guru-guru untuk menganalisis permasalahan belajar di kelas, menggali teori, dan mencoba berbagai cara untuk memecahkannya.
Hari ini, menggunakan sampel penelitian dari siswa kelas IV SD Santa Ursula, kegiatan difokuskan untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam pemecahan masalah soal cerita Matematika lewat metode pembelajaran Marzano agar siswa tidak lagi membuat Matematika menjadi momok yang menakutkan.
Sumber : kompas.com